Sunday, July 18, 2010

Tibra

Duh, malam tadi tidur memang menjadi kemewahan. Setelah demam piala dunia yang mewabah dalam tubuh semua orang, ternyata juga menyerangku. Ratusan dokter tidak dapat memberikan obat yang bagus untuk wabah yang satu ini. Apa yang terjadi adalah perubahan drastis 180 derajat sudrajat tentang pola tidur. Selama piala dunia berlangsung, mata setiap suami dan laki2 dan juga perempuan (yang tentu) pecinta Bola di paksa untuk terpejam lebih dini dari pada biasanya. Alhasil, kebiasaan (yang jelas buruk) ini masih terbawa sampai beberapa minggu setelah final dan juara didapatkan.

Yup, jam 12 malam lebih. Pipi sudah menempel di bantal kumal yang bau aromanya sudah tidak asing. tapi disanalah keindahannya. Bantal itu tampak hangat dan menggoda iman kelelakianku untuk menyentuhnya dengan mesra. Setelah tak lupa menuliskan semua cita2 yang tak tau kapan akan terwujud, aku membacakan doa tidur yang singkat. Ah ritual yang selama ini menjadi wajib dilakukan terpaksa dilupakan, naon coba? "ngalamun".


Beuh, siapa yang tidak pernah merasakan indahnya melamun sebelum tidur? ayo angkat tangan! lamunan yang bahkan setiap menitnya berubah begitu saja. tidak perlu muluk2, aku bahkan sering melamun suatu hari bisa ketemu presiden amerika (siapapun dia). sederhana, aku hanya ingin menamparnya. setelah itu berkata "i'm not a terrorist".

Dan ke(siang)an ini. biarkan aku menjadi pembantu dan raja dalam waktu dan tempat yang sama. Waktunya untuk beres2 apartement (dibaca: kontrakan). menyingkirkan polusi bau roko'. Aneh memang, yang punya kontrakan bukan seorang perokok, tapi karena banyak menerima tamu undangan. jadilah rada sedikit bau roko'. tapi tak apalah.

OKE lah, tugas sudah selesai, Blog sudah di postingi sesuatu. sekarang saatnya memaksa mata untuk lelah, biar nanti bisa tidur lagi dengan tenang.

0 comments:

Post a Comment